Pages

28 November 2010

SI BANI & ADAM

BANI, 9 tahun, salah seorang korban yang sejak tiga pekan lalu, menempati barak pengungsian. Ia 'ditemukan' sebatang-kara oleh relawan, di antara hiruk-pikuk kepanikan bencana alam.

Langit mulai gelap, saat Bani yang sudah terbiasa dengan suasana di barak pengunsian, menghampiri seorang relawan paruh-baya, sebut saja ADAM, sedang sibuk mendata bantuan logistik yang telah dan akan dibagikan. Bani mendekat, berniat menyampaikan rasa hormat dan bangganya kepada para relawan maupun pihak-pihak yang dengan gigih mengerahkan segala daya-upaya untuk membantu sesama. Tiba-tiba saja, Bani tergerak hatinya. Ia berkeinginan untuk melakukan hal serupa yang dilakukan oleh para relawan...

BANI: "Om, sibuk sekali ya??... Om kerjakan apa??..."

ADAM: "Oh ini nak, Om sedang mencatat bantuan yang telah dibagikan kepada pengungsi, misalnya; makanan, minuman, selimut, dan lain-lain. Pokoknya segala keperluan selama berada di barak pengungsian ini"

BANI: "Gajinya Om, pasti banyak"

ADAM: "Relawan seperti Om ini tidak digaji. Begitu pula kawan-kawan relawan lainnya. Kami sebagai Relawan, melakukan semua ini secara ikhlas... Membantu sesama itu 'kan kewajiban dan merupakan ibadah yang akan mendapat pahala dari Tuhan Yang Maha Kuasa"

BANI: "Om dan kawan-kawan, HEBAT ya... Pasti DISAYANG TUHAN"
(raut wajah Bani, kelihatan sedih. Menyadari hal itu, Adam segera meraih pundak Bani, lalu memeluknya)

ADAM: "Lho 'kok malah sedih. Mau ikut bantu Om??..." (Bani terdiam)
"Kok sedih, sih??..." (Bani tampak semakin sedih. Adam yang larut dalam kesedihan Bani, semakin mempererat pelukannya)

BANI: "Tuhan tidak sayang sama Bani..!!... (menghardik)
"Kenapa Tuhan ambil Mamah dan Papah Bani..!!" (menangis sejadi-jadinya, meronta-ronta berusaha melepaskan diri dari dekapan pelukan Adam. Namun Adam semakin memeluknya dengan lembut dan mesra)

ADAM: "Tuhan Maha Pengasih dan Penyayang. Bahkan melebihi kasih-sayang yang pernah Mamah dan Papah berikan kepada Bani..." (sambil mengusap air mata Bani).
"Ayo, mari kita bantu teman-teman kita, agar Tuhan tambah sayang kepada kita..." (Adam berusaha mencairkan suasana dan mengalihkan perhatian Bani. Namun Bani semakin meronta dan berhasil terbebas dari dekapan pelukan Adam. Bani berdiri tegap dan bertolak pinggang, seakan ingin menggugat)

BANI: "Ga Mau..!!!... " (menghardik)
"Bani mau disayang sama Mamah dan Papah aja..." (Adam hanya terdiam menerima gugatan Bani)
"Ya, sudah... Biar Mamah dan Papah makin sayang, Bani mesti menolong Om, pindahkan dus-dus kosong ini, lalu tumpuk di sebelah sana ..." (Dengan sigap Bani mengikuti perintah)

BANI: "Oke Om..!!!... (Dengan semangat, Bani 'bag seorang militer menerima perintah dari komandannya. Dan --tak lupa mengajak teman lainnya-- dengan wajah ceria, Bani dan kawan-kawan, bergegas melaksanakan 'tugas' mulianya.

ADAM: (terpesona menyaksikan 'aksi' Bani dan kawan-kawan)
"Wahai YME... Dimanakah selaras antara 'menolong' sesama dengan 'berpamrih' pada-MU..?"